Meski irit dan ramah lingkungan, mobil BBG (Bahan Bakar Gas) menjadi kontroversi sejak kemunculannya di industri otomotif Tanah Air. Pemerintah terus mengupayakan untuk mengurangi konsumsi BBM dengan melakukan banyak inovasi di bidang energi. Namun mobil BBG nampaknya kurang bisa di terima oleh masyarakat Indonesia.
Menurut pengakuan Tono (35), sopir taxi yang menggunakan mobil BBG ini mengeluh pendapatannya berkurang 2x lipat setelah perusahaan tempat dirinya bekerja mengganti seluruh armada menjadi BBG. Tono mengungkapkan dirinya tidak bisa mengendarai mobil BBG sendirian. Karena untuk menjalankan mobil ini di perlukan dua orang pengemudi. Satu di depan untuk mengatur kopling dan rem Satu lagi di belakang untuk mengatur gas. Hal tersebut yang membuat Tono harus membagi pendapatannya dengan rekan pengemudi lainnya.
Kedua pengemudi mobil BBG juga harus memiliki komunikasi yang kuat dan tidak boleh putus, karena pengemudi bagian belakang yang mengatur gas berperan peting dalam keselamatan penumpang.
Penulis : kopetnews.id